Oleh: Ardany Nuril Fahma (Staff Muda Divi Advokasi Kebijakan)

Selasa, 14 April 2020, tepat pukul 08.30 LRC-KJHAM (diwakili Divisi Advokasi Kebijakan) mengikuti Musrenbang RKPD Kota Semarang melalui platform Zoom. Untuk yang tidak mendaftar bisa ikut bergabung atau mengikuti pelaksanaan musrenbang melalui smg.city//livemusrenbang2021. Dalam situasi Covid-19 ini, Musrenbang dilaksanakan di Situation Room. Perwakilan Pemerintah Kota Semarang menyampaikan bahwa dalam pertemuan ini diundang 1 delegasi perwakilan kecamatan untuk hadir mengikuti sesi ini di ruang paripurna DPRD, sementara delegasi kecamatan yang lain mengikuti acara ini melalui streeming dan aplikasi zoom dimasing-masing  kecamatan, demikian juga untuk OPD, masyarakat, LSM, organisasi profesi, perwakilan komunitas dan perguruan tinggi yang mengikuti acara ini secara online.

Ini adalah pengalam pertama pelaksanaan musrenbang secara online karena berada disituasi wabah virus covid 19, meskipun dalam situasi pembatasan sosial tidak membatasi ruang gerak kami untuk tetap hadir dan mengikuti pelaksanaan musrenbang tahun 2021 dari awal sampai selesai. Pelaksanaan musrenbang dimulai dengan dua sesi.  Sesi pertama adalah pemaparan dan sesi kedua adalah tanya jawab. LRC KJHAM yang diwakili oleh Umi hanik diberi kesempatan bertanya dan memberi masukan. Ada 3 point yang disampaikan hanik dalam kesempatan ini, yang pertama tentang respon pemerintah Kota Semarang menanggapi kasus KDRT di tengah wabah Covid19 dan berkaitan dengan pelayanannya., kedua usulan untuk pengadaan masker dan handsanitizer untuk warga, terkhusus untuk warga yang masih harus melaksanakan aktivitas diluar rumah dan ketiga memberikan saran untuk pengadaan bantuan terhadap perempuan yang terdampak Covid19.

Berdasarkan hasil diskusi dengan komunitas perempuan dampingan LRC KJHAM, adanya virus covid 19 yang tidak kunjung usai mengakibatkan banyak perempuan yang tidak bisa bekerja / menjalankan aktivitas seperti biasa. Ini membuat penghasilan mereka menurun bahkan ada yang tidak berpenghasilan sama sekali. Sehingga, untuk makan sehari-hari, ada yang menjual barang yang dimiliki seperti emas, beralih pekerjaan menjual masker dan menjual jamu. Banyak dari mereka mengeluhkan lonjakan harga bahan pokok yang ada di toko maupun pasar, ini membuat resah karena penghasilan yang di dapat juga menurun.

Kemudian Pak Hendi selaku Wali kota Semarang, menanggapi “ terkait KDRT kami mempunyai sebuah komitmen bahwa isu seperti KDRT, gender kemudian perlindungan terhadap kelompok rentan ini adalah hal yang terus harus kita upayakan supaya tidak terjadi di Kota semarang.