14 Februari 2021

doc. lrckjham

Hari ini, tanggal 14 Februari bertepatan dengan hari Valentine atau hari kasih sayang. Dimana hari ini digunakan oleh sebagian orang untuk mengungkapkan kasih sayang kepada pasangannya.

Tetapi di hari yang sama pula, pelaku kekerasan menggunakan hari kasih sayang ini sebagai modus untuk melakukan kekerasan. atas nama hari kasih sayang, perempuan diperkosa oleh pacarnya. Atas nama kasih sayang, seorang istri diperkosa oleh suaminya. Atas nama kasih sayang, seorang perempuan dilecehkan melalui media online. Atas nama Hari Kasih Sayang, perempuan menjadi korban kekerasan seksual.

Situasi ini masih terjadi hingga saat ini. Di Jawa Tengah, LRC-KJHAM mencatat sejak tahun 2018 – 2020, 457 perempuan menjadi korban kekerasan. 268 perempuan menjadi korban kekerasan seksual. 11 perempuan menjadi korban kekerasan seksual berbasis online di tahun 2020. Di antara korban kekerasan tersebut adalah perempuan pekerja, termasuk pekerja rumah tangga, perempuan dengan HIV/ Aids, perempuan penyandang disabilitas.

Dalam masa pandemi Covid-19, kebijakan pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 yang tidak sensitif terhadap kebutuhan, justru memperburuk situasi pemenuan hak asasi perempuan. Dalam segala pembatasan aktifitas, perempuan tidak lagi memiliki ruang aman. Di dunia luring, perempuan mengalami kekerasan. Di dunia daring, perempuan juga mengalami kekerasan. Tetapi RUU Penghapusan Kekerasan seksual, RUU Perlindungan Pekerja Ruma Tangga belum juga disahkan.

Sementara itu kebijakan tentang pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan dan tata ruang dengan sengaja telah menyingkirkan perempuan. Perempuan tersingkir dari desa ke kota menjadi buruh pabrik dengan upah rendah, menjadi buruh migran di luar negeri dengan resiko tinggi, mengalami trafficking dan kekerasan seksual, karena tanah kelahiran dan mata pencahariannya telah dirampas atas nama pembangunan. Dan penyingkiran perempuan telah dilegalkan melalui pengesahan Omnibuslaw Cipta Kerja.

Bencana datang silih berganti. Perempuan lagi yang paling dikorbankan. Kehilangan tempat tinggal, ketiadaan akses air bersih, kelaparan bersama dengan anak-anaknya, kedinginan, sakit dan meninggal. Tetapi pembahasan mengenai kebijakan dalam merespon bencana dan perubahan iklim masih tetap meninggalkan perempuan.

Maka hari ini 14 Februari, Kita bangkit bersama dan serukan untuk menanam. Kita menanam tanaman kehidupan. Kita menanam tanaman untuk kasih sayang kepada seluruh manusia dan alam semesta.
Di tanggal 14 Februari ini, Kita semua mengangkat tangan.
Kita serukan kasih sayang untuk semua. Kasih sayang untuk perempuan. Kasih sayang untuk anak-anak. Kasih sayang untuk laki-laki yang menghormati perempuan. Kasih sayang untuk bumi dan alam raya. Kasih sayang yang sejati tanpa kekerasan.
Kita serukan “Bangkit dan Lawan untuk segala ketidakadilan”.